Kelalaian Operator, 148 Siswa SMAN 17 Makassar Terancam Gagal SNBP – Sebanyak 148 siswa dari SMA Negeri 17 Makassar menghadapi situasi sulit akibat kelalaian dalam proses pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Kesalahan ini berujung pada kegagalan mereka untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025, yang merupakan salah satu jalur masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes.
Menurut keterangan pihak sekolah, operator yang bertugas mengisi data siswa dalam PDSS terlambat menyelesaikan proses tersebut hingga melewati tenggat waktu yang ditentukan, yakni pada 31 Januari 2025 pukul 15.00 WIB. Hal ini menyebabkan para siswa yang berhak mengikuti SNBP tidak terdaftar dalam sistem.
Faktor Penyebab Kesalahan
Pihak sekolah mengakui bahwa kesalahan ini murni akibat kelalaian operator yang menganggap sistem baru lebih mudah, sehingga menunda pengisian hingga batas akhir. Sayangnya, keterlambatan ini menyebabkan data tidak dapat diproses, dan siswa kehilangan kesempatan untuk ikut serta dalam SNBP.
Operator yang bertanggung jawab atas pengisian data ini berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kelalaian ini tentu menimbulkan kemarahan dari siswa dan orang tua yang merasa bahwa kesempatan anak-anak mereka telah direnggut akibat kesalahan administratif yang seharusnya bisa dihindari.
Dampak Bagi Para Siswa
Bagi siswa yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk memenuhi kriteria akademik SNBP, insiden ini merupakan pukulan berat. Banyak dari mereka mengungkapkan perasaan kecewa dan sedih karena jalur SNBP adalah harapan utama mereka untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit tanpa harus melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) yang lebih kompetitif.
Orang tua pun turut bersuara, menuntut pertanggungjawaban dari pihak sekolah atas kelalaian yang terjadi. Mereka berharap ada kebijakan atau solusi agar anak-anak mereka tetap bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti SNBP.
Upaya Sekolah Mencari Solusi
Menyadari besarnya dampak dari kesalahan ini, pihak sekolah segera mengambil langkah-langkah untuk mencari solusi. Kepala sekolah, bersama dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan serta operator sekolah, langsung berangkat ke Jakarta untuk berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuan mereka adalah mencari kebijakan khusus yang dapat menyelamatkan siswa-siswa yang terdampak agar tetap bisa mendaftar SNBP.
Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah ada jalan keluar yang bisa diambil, mengingat sistem SNBP memiliki aturan yang ketat dan sulit untuk dimodifikasi setelah batas waktu pengisian data terlewati.
Reaksi Publik dan Pihak Terkait
Insiden ini mendapatkan perhatian luas dari masyarakat, khususnya dari kalangan akademisi, siswa, dan orang tua murid. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana kesalahan semacam ini bisa terjadi di sekolah unggulan seperti SMAN 17 Makassar, yang dikenal memiliki sistem akademik yang baik.
Anggota Komisi E DPRD Sulawesi Selatan, Machmud, meminta agar Dinas Pendidikan Sulsel segera turun tangan untuk melakukan investigasi mendalam terhadap kasus ini. Menurutnya, kelalaian dalam administrasi pendidikan tidak boleh dianggap remeh, terutama jika berpotensi merugikan ratusan siswa.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya ketelitian dalam proses administrasi pendidikan. Ada beberapa hal yang dapat dipetik sebagai pelajaran:
- Pentingnya Kepatuhan pada Tenggat Waktu – Dalam setiap sistem seleksi, batas waktu harus dihormati dan dipatuhi. Menunda pekerjaan hingga menit terakhir bisa berakibat fatal.
- Keandalan Sistem Administrasi Sekolah – Sekolah harus memastikan bahwa semua sistem administrasi berjalan dengan baik, termasuk pengawasan yang ketat terhadap operator yang menangani data penting.
- Tanggung Jawab Profesionalisme Operator – Sebagai individu yang memiliki tanggung jawab besar terhadap data siswa, operator sekolah harus lebih profesional dan tidak menganggap remeh proses administratif yang krusial.
- Komunikasi Efektif Antara Sekolah dan Siswa – Jika terdapat kendala dalam pengisian data, sekolah seharusnya segera berkomunikasi dengan siswa dan orang tua agar mereka dapat mencari solusi alternatif lebih awal.
Alternatif Jalur Masuk Perguruan Tinggi
Bagi siswa yang gagal mengikuti SNBP akibat insiden ini, ada beberapa alternatif jalur lain yang masih bisa ditempuh untuk masuk ke perguruan tinggi negeri:
- Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) – Jalur ini merupakan ujian tertulis yang lebih kompetitif, namun tetap memberikan kesempatan bagi siswa untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.
- Jalur Mandiri PTN – Beberapa perguruan tinggi memiliki jalur mandiri yang bisa menjadi opsi alternatif.
- Beasiswa dan Program Khusus – Siswa dapat mencari informasi mengenai beasiswa atau program khusus dari berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah daerah.
- Perguruan Tinggi Swasta – Jika tetap ingin melanjutkan pendidikan tinggi tanpa melalui jalur SNBT, banyak perguruan tinggi swasta berkualitas yang bisa menjadi pilihan.
Kesimpulan
Kasus ini menjadi sebuah peringatan bagi semua pihak, terutama institusi pendidikan, untuk lebih berhati-hati dalam mengelola data siswa dan administrasi seleksi masuk perguruan tinggi. Kesalahan kecil dalam sistem bisa berdampak besar pada masa depan siswa.
Meskipun upaya sedang dilakukan untuk mencari solusi, insiden ini tetap menjadi pembelajaran penting tentang betapa krusialnya manajemen waktu dan akurasi dalam dunia pendidikan. Semoga ke depan, sistem pengisian data untuk seleksi masuk perguruan tinggi bisa lebih diperketat dan diawasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Leave a Reply